Alhamdulillah,
setelah lama vakum untuk menulis, kali ini saya mulai tergerak lagi untuk
menulis, menuangkan cerita, gagasan, uneg-uneg yang saya rasakan. Meski hal ini
ngga akan merubah apa yang saya alami, tapi saya yakin dengan menulis bisa
mengobati hati saya. Istilahnya menulis sebagai terapi. Ok, just write. Itulah
kata kunci yang pernah saya dengar dari salah satu penulis blog favoritku. Ya,
ngga perlu mikir. Cukup tuliskan saja apa yang ada di otak kamu.
Minggu, 26
Oktober 2014. Seharusnya hari ini saya ke Desa Rowosari untuk melihat tanaman
yang saya produksi. Salah satu desa yang berada di lembah Gunung Raung. Namun
karena tubuh pingin nyantai akhirnya agenda itu saya batalkan. Iya, saya rasa
sudah cukuplah saya kerja dari hari Senin sampai Juma’at. Buat saya Minggu
adalah hari libur. Titik. Mungkin kedengarannya egois ya. Tapi buat saya ini
bukan egois tapi profesional. Bisa membagi waktu antara urusan kerja, pribadi
dan keluarga.
Oya,
flasback ke belakang, ceritanya setelah 4 bulan bekerja di salah satu
perusahaan benih PMA saya memutuskan untuk resign.
Buat saya keputusan ini merupakan keputusan yang sedikit menguras emosi. Antara
tetep bertahan dengan harapan ada kenaikan karir atau pindah ke tempat baru, di
industri sejenis namun dengan posisi yang labih baik dan pasti. Akhirnya
setelah beberapa waktu berpikir saya memutuskan untuk mengambil peluang bekerja
di tempat baru dengan posisi yang lebih baik dan pasti.
Background
saya Pertanian. Jadi saya ngga tersesat nyari tempat kerja di sini, di
perusahaan benih hortikultura. Meski ngga sebesar perusahaan lama saya, tapi
saya enjoy. Disini saya bisa bekerja sekaligus membangun industri benih
nasional agar bisa menyamai perusahaan benih asing. Kalau kita lihat sekarang
memang industri benih di Indonesia selama ini dikuasasi oleh asing. Mulai dari
Dupont, Shygenta *bener ngga tulisannya*, Monsanto, dan East West Seed.
Semuanya itu merupakan perusahaan benih yang dimiliki oleh orang asing. Yang
pasti saya juga berharap lah nantinya ada perusahaan benih Nasional yang bisa
bersaing. Ini salah satu tugas saya kedepan. Ikut membangun kedaulatan pangan
di negeri sendiri.
Oya mengenai
tempat kerja, kebetulan saya masuk di Divisi Stock Seed sebagai Supervisor.
Secara gampang divisi ini bertugas untuk memperbanyak benih yang dihasilkan
pemulia (breeder) dengan kualitas
yang sama. Setelah dari stock seed
benih yang dihasilkan di kirim ke petani untuk di produksi masal. Memang
kelihatannya simple kerjaan saya. Sekedar memperbanyak benih dengan cara
melakukan penanaman di lahan. Namun di sini dibutuhkan pengawasan yang intens
mulai dari penyemaian hingga panen. jangan sampai benih tercampur varietas lain
atau terjadi crossing (kawin silang)
yang bisa menyebabkan secara genetik benih berbeda dengan benih asal. Iya gitu
deh, mesti teliti, jujur, dan juga siap untuk berpanas-panar ria. Hehe.
Meski di
tempat baru ini penghasilan yang saya perolah ngga sebanyak yang dipikrkan,
tapi saya enjoy menjalaninya. Semoga sampai nanti tetap sama. Amin. Hehe.
Maklum lah banyak godaan sana-sini. Kalau untuk menghidupi diri sendiri masih
cukup lah bahkan berlebih. Namun yang paling penting buat saya ketika kerja
yang kita lakukan itu bermakna buat kita. Jadi ketika kerja seakan-akan kita
melakukan tugas suci. Ya, paling gampang kalau kita sebut kerja ini sebagai
ibadah. *ini mulai ngelantur ya*. Jadi ngga Cuma ngabisin waktu tapi juga ada
kepuasan tersendiri ketika kita selesai melaksanakan suatu hal. *baca target*.
“Iya, semoga betahlah. Ngga pindah-pindah tempat lagi” Kata temen baikku. Yang
paling penting tetep jujur sehingga apa yang kita peroleh berkah.
Jember, 26
Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar