Minggu, 26 Oktober 2014

Tahun Baru, Tempat Kerja Baru



Alhamdulillah, setelah lama vakum untuk menulis, kali ini saya mulai tergerak lagi untuk menulis, menuangkan cerita, gagasan, uneg-uneg yang saya rasakan. Meski hal ini ngga akan merubah apa yang saya alami, tapi saya yakin dengan menulis bisa mengobati hati saya. Istilahnya menulis sebagai terapi. Ok, just write. Itulah kata kunci yang pernah saya dengar dari salah satu penulis blog favoritku. Ya, ngga perlu mikir. Cukup tuliskan saja apa yang ada di otak kamu.

Minggu, 26 Oktober 2014. Seharusnya hari ini saya ke Desa Rowosari untuk melihat tanaman yang saya produksi. Salah satu desa yang berada di lembah Gunung Raung. Namun karena tubuh pingin nyantai akhirnya agenda itu saya batalkan. Iya, saya rasa sudah cukuplah saya kerja dari hari Senin sampai Juma’at. Buat saya Minggu adalah hari libur. Titik. Mungkin kedengarannya egois ya. Tapi buat saya ini bukan egois tapi profesional. Bisa membagi waktu antara urusan kerja, pribadi dan keluarga. 

Oya, flasback ke belakang, ceritanya setelah 4 bulan bekerja di salah satu perusahaan benih PMA saya memutuskan untuk resign. Buat saya keputusan ini merupakan keputusan yang sedikit menguras emosi. Antara tetep bertahan dengan harapan ada kenaikan karir atau pindah ke tempat baru, di industri sejenis namun dengan posisi yang labih baik dan pasti. Akhirnya setelah beberapa waktu berpikir saya memutuskan untuk mengambil peluang bekerja di tempat baru dengan posisi yang lebih baik dan pasti. 

Background saya Pertanian. Jadi saya ngga tersesat nyari tempat kerja di sini, di perusahaan benih hortikultura. Meski ngga sebesar perusahaan lama saya, tapi saya enjoy. Disini saya bisa bekerja sekaligus membangun industri benih nasional agar bisa menyamai perusahaan benih asing. Kalau kita lihat sekarang memang industri benih di Indonesia selama ini dikuasasi oleh asing. Mulai dari Dupont, Shygenta *bener ngga tulisannya*, Monsanto, dan East West Seed. Semuanya itu merupakan perusahaan benih yang dimiliki oleh orang asing. Yang pasti saya juga berharap lah nantinya ada perusahaan benih Nasional yang bisa bersaing. Ini salah satu tugas saya kedepan. Ikut membangun kedaulatan pangan di negeri sendiri.

Oya mengenai tempat kerja, kebetulan saya masuk di Divisi Stock Seed sebagai Supervisor. Secara gampang divisi ini bertugas untuk memperbanyak benih yang dihasilkan pemulia (breeder) dengan kualitas yang sama. Setelah dari stock seed benih yang dihasilkan di kirim ke petani untuk di produksi masal. Memang kelihatannya simple kerjaan saya. Sekedar memperbanyak benih dengan cara melakukan penanaman di lahan. Namun di sini dibutuhkan pengawasan yang intens mulai dari penyemaian hingga panen. jangan sampai benih tercampur varietas lain atau terjadi crossing (kawin silang) yang bisa menyebabkan secara genetik benih berbeda dengan benih asal. Iya gitu deh, mesti teliti, jujur, dan juga siap untuk berpanas-panar ria. Hehe.

Meski di tempat baru ini penghasilan yang saya perolah ngga sebanyak yang dipikrkan, tapi saya enjoy menjalaninya. Semoga sampai nanti tetap sama. Amin. Hehe. Maklum lah banyak godaan sana-sini. Kalau untuk menghidupi diri sendiri masih cukup lah bahkan berlebih. Namun yang paling penting buat saya ketika kerja yang kita lakukan itu bermakna buat kita. Jadi ketika kerja seakan-akan kita melakukan tugas suci. Ya, paling gampang kalau kita sebut kerja ini sebagai ibadah. *ini mulai ngelantur ya*. Jadi ngga Cuma ngabisin waktu tapi juga ada kepuasan tersendiri ketika kita selesai melaksanakan suatu hal. *baca target*. “Iya, semoga betahlah. Ngga pindah-pindah tempat lagi” Kata temen baikku. Yang paling penting tetep jujur sehingga apa yang kita peroleh berkah. 

Jember, 26 Oktober 2014