Maaf, Saya Ngga Cinta #meracau

Hari-hari yang agak aneh dalam kehidupanku sekarang. Entah pikiran apa yang menggerayangiku saat ini. Suatu keadaan yang abstrak yang menunggu kejelasan. Tapi semuanya seakan menggempur. Aku tidak menyangka kenapa akhirnya jadi begini. Perhatian yang aku berikan awalnya hanya iseng, tak tahunya perhatian itu seakan menemukan suat reaksi. Ya reaksi yang menurutku terlalu berlebihan bagi diriku. Aneh emang.

Memang kondisi ini tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Walaupun saat SMP ada seorang temen cewek yang simpati padaku namun hal itu aku anggap sebagai suatu yang memalukan. Memang saat SMP bertemu dengan lain jenis merupakan sesuatu yang tidak biasa. Cuma beberapa saja yang akrab itupun karena dia deket dengan rumahku tinggalnya.

Bahkan saat itu aku memang pernah suka sama seorang cewek tetangga. Dia sekolah satu SMP denganku. Putri guruku sendiri. Tapi lupakan itu lah. Jadi malu kalo keinget soalnya. Tapi kondisi yang terjadai padaku saat kuliah ini beda banget. Seorang cewek yang emang agak deket, ya mungkin aku yang salah kenapa juga terlalu perhatian dengannya. Tapi sebenarnya udah aku jelasin padanya kalo aku Cuma nganggep dia adik. Tapi koq ya dianya suka gitu ke aku. Ya pas dia ngungkapin perasaannya ke aku ngga bisa lah saya bilang hanya buat nyenangin hatinya. “Maaf, aku tidak bisa berbohong kalo aku tidak punya perasaan yang lebih ke anda.” Cinta tidak bisa dipaksakan. Biarkan dia menemukan jalannya sandiri. Ya Alloh, berilah hamba petunjuk, agar hamba tidak terjerumus ke dalam fitnah, fitnah seorang cewek.

Jember, 07 Juni 2011

Ngomong Kuliah

Orang bilang masa-masa kuliah adalah masa yang paling asyik. Waktu dimana kita bisa berekspresi seenak jidat kita. Saat-saat kita bisa santai, bisa menentukan diri kita mau kemana dan menjadi apa. Kita merasa bebas sebab kita merasa lepas dari pengaruh orang tua kita. Bisa berbuat semau kita masing-masing, dan menanggung akibatnya pula sendiri. Yang hoby berorganisasi bisa menyalurkan hobinya sepuas-puasnya. Yang hobinya kelayapan di waktu malam juga gitu. Bisa keliling tiap malam, mencari dimana warung yang enak, tempat nongkrong yang asyik, begadang dengan teman-teman se geng sepuasnya. Sampai pagi, trus tidur ngorok terus sampai ketemu sore lagi.

Yang hobinya pacaran begitu juga. Kalian bisa mejeng tiap hari, berlagak ketika ketemu junior, pasang tampang alay dan sok unyu, kadang juga berlagak sok cool. Haha. Ngga inget umur sudah tua, sudah semester akhir. Bentar lagi menunggu kena DO. Ampunn deh. Mending fokus aja mas di skripsinya. Kasihan ortu dirumah tuh. Sudah nungguin kapan mau majang di foto pakai toga.

Beda lagi sama yang suka kehidupan bisnis. Kemana-mana yang diomongin masalah meeting, prospek, perkembangan bisnis, relasi de el el. Kehidupannya juga beda, mereka lebih mentingin bisnisnya dibanding hal-hal lain. Dompetnya juga kadang tebel, kadang juga tipis. Yah, sama aja dong dengan yang lainnya. Hehe. Yang hobinya musik juga gitu. Intinya kehidupan kuliah ya macem-mcem lah. Beragam. Kamu bebas melakukan apapun dengan konsekuensi juga ditanggung sendiri pula. Bebas, tapi bertanggung jawab. 

Kalau kalian pingin kuliahnya dapet ya harus seimbang lah. Antara kuliah, berorganisasi, bisnis, nongkrong juga. Kalau kalian bisa menyeimbangkan semua hal itu saya acungi jempol lah. IPK bagus, di organisasi juga jadi orang penting, bisnis lancar, cewek juga punya. Hehehe. Yang ngga punya ya biasa saja. Slow ae. Mungkin belum waktunya pula kamu dapet cewek atau cowok. Yang penting manfaatin deh masa-masa kuliahmu, mumpung masih di semester awal. Ntar baru terasa nyeselnya kalau kalian sudah di semester atas. Kenapa dulu nglakuin ini, milih itu, kenapa ngga begini atau kenapa ngga begitu pula. So, Gunakan waktu yang ada secara optimal, produktif lah. Jadi ketika kalian sudah mau lulus kalian tidak nyesel.

Sambal Bajak Ibuk

Masa-masa akhir kuliah menurut saya adalah masa yang menggalaukan. Skripsi, keinginan yang kuat untuk cepat lulus merupakan hal-hal yang menjadi prioritas saya. Adakalanya rasa kerinduan yang memuncak juga sering muncul. Kalau di semester-semester sebelumnya rasa kerinduan akan rumah itu tidak seberapa sebab kesibukan kuliah dan praktikum yang membuat kerinduan itu sekilas terlupakan. Namun ketika berada di semester akhir ini kesibukan kuliah sudah tidak ada. Dan waktu yang sering kosong itulah yang membuat saya kepingin sering-sering pulang. Ya, bisa dibilang saya adalah anak ibuk. Haha. Meski saya suka banget kalo di ajak jalan-jalan namun sebenarnya jiwa saya adalah anak rumahan yang males untuk keluar rumah jika itu memang bukan untuk melakukan hal-hal yang memang saya inginkan.

Oya, saat ini saya sudah memulai start di semester 8, itu artinya saya sudah berada di puncak dan sudah saatnya saya harus lulus, cari kerja, membahagianakn ibuk di rumah. Ya, saya sangat bernafsu untuk melakukan itu semua. Membuat ibu tersenyum bangga dan dia bilang “Nak, kamu adalah anugerah terbesar yang diberikan Alloh kepada ibu”. Ahh,, saya sangat menginginkan saat-saat seperti itu. Di semester yang katanya semester puncak ini tidak banyak kesibukan kuliah dan praktikum yang saya tempuh. Hanya dua mata kuliah, Skripsi dan Kuliah Kerja. Mata kuliah yang menjadi akhir sebenarnya buat saya di jenjang S1 ini.

Kuliah Kerja Terpadu (KKT) atau lebih gampangnya disebut Kuliah Kerja. Saya mendapatkan tempat KKT yang lumayan jauh atau bisa dibilang paling jauh untuk penempatan mahasiswa dari kampus saya. Ngga tahu kenapa saya yang bukan mahasiswa dari Situbondo, atau mahasiswa dari Bondowoso dan Banyuwangi bisa ditempatkan di Kabupaten Situbondo. Padahal sesuai kesepakatan awal hanya mahasiswa yang berasal dari daerah itu yang akan di tempatkan disana. Kenapa saya jadi ngomongin ginian ya. Padahal keiginan awal saya bukan untuk nulis hal ginian, saya cuma kepingin menulis tentang ibuk saya ketika saya tingga KKT.

Ibuk saya namanya Sarmiyati, usianya saat ini 47 tahun, ya usia yang bisa dibilang tidak muda lagi. Beliau adalah super mother buat saya dalam arti sesungguhnya. Entah kenapa saya jadi begitu merindukannya ketika saya sudah agak dewasa. Dulu-dulu ketika saya SMA saya tidak begitu merasakan kasih sayang ibuk, karena memang saya masih tinggal serumah jadinya ya ngga ada kesannya. Sebenarnya ada banyak kesan yang saya tangkap dari sikap perempuan yang sangat berjasa ini, bahkan terlalu banyak mungkin perhatian. Namun tidak mungkin juga saya akan menuliskan semuanya karena memang tidak sanggup.

Ceritanya saat saya sudah menjalani KKT sebulan saya ambil cuti 3 hari untuk mengurus beasiswa sekalian buat nengokin ibuk di rumah.  Saya nyampek di rumah sekitar jam setengah 7 malem dan ibuk saat itu sedang mengaji di ruang tamu. Ya, ibuk senang dan surprise pastinya karena anak laki-laki satunya datang menengok. Langsung saja beliau repot menyiapkan makan malam buat saya karena beliau paham saya, paham perilaku saya ketika saya lapar. Ah, ibuk, mulia sekali engkau. Padahal saya tahu saat itu ibuk pasti kecapekan abis kerja. “Ibuk mau buatin kamu sambel korek le, ini juga ada sayur bluntas dan kacang panjang, tunggu sebentar ya”. Akhirnya saya menunggu ibuk nyiapi itu semua. Ya, malam itu saya makan secara sederhana. Nasi hangat, sambel korek trasi, lalapan beluntas dan kacang, dengan lauk kerupuk. Namun menurut saya itu sangat nikmat sekali, ada cinta ibuk di dalam masakan itu. Cinta yang sederhana, sesederhana sambel terasi buatan ibuk.

“Ibuk, besok saya bawa apa ya buat oleh-oleh dibawa ke Situbondo enaknya”. Tanyaku waktu mau tiduran buat istirahat.  “Iya ntar ibuk buatin rempeyek ya, kapan rencana balik?” tanya ibuk. “Besok pagi Insya Alloh, soalnya motornya mau di bawa temen besok jam 8 buat ngajar”. Saya sebenarnya tidak terlalu berharap ibu bawa oleh-oleh buat saya. “Ibuk ngga usah buat oleh-oleh aja, besok saya bisa beli, ibuk pastinya capek lagian ini sudah malem buk”.

Saya pun bergegas tidur soalnya malem memang udah capek banget, perjalanan Situbondo Wuluhan selama 3 jam cukup membuat saya kepayahan. Saya bangun jam setengah 5 karena mendengar ibuk mau berangkat.”Le, ibuk mau berangkat kerja, oya semalem ibuk buatin kamu sambel bajak, ibuk taruh di wadah plastik di atas meja ntar dibawa ya, sambalnya itu tahan 3 hari”. Saya yang saat itu baru melek kaget bercampur haru, ahh ibuk, saya ngga yakin bisa membalas semua kebaikanmu. “Baik buk, doain Mustain kalo gitu, nanti jam 6 berangkat langsung soalnya”. Saya ngga habis pikir kapan ibuk belanjanya, kapan masaknya juga. Ya Alloh, semoga engkau memuliakan ibuk hamba, buat dia bahagia, jaga kesehatannya.

"Mungkin buat sebagian besar orang oleh-oleh sambal bajak itu sederhana, namun bagi saya sambel bajak itu oleh-oleh yang spesial karena di situ ada tanda kesederhanaan dan ketulusan cinta ibuk pada saya".

Jember, 12 Februari 2013

SMS

Perasaanku malem ini bercampur aduk. Nggak tahu kenapa ya. Ya ada sedikit galau, sakit, seneng, puas, gembira juga. Beberapa menit atau jam yang lalu masih sempet aku ketawa dan aku menganggap bahwa aku adalah manusia paling seneng saat ini. Dunia seakan indah, langit sore yang biasanya selalu redup nampak cantik dimataku. Yah, pokoknya semua serba indah. Namun kebahagiaan itu kayaknya nggak bertahan lama. Detik ini malem pukul 7.44 setelah sholat isya perasaan puas, perasaan gembira itu pun musnah. Berganti perasaan sakit, perasaan galau, perasaan bersalah. Dalem banget pokoknya. Sebuah SMS pendek yang masuk ke HP ku. Membuat semuanya berubah. “Terimakasih ya Alloh, Hari ini telah Kau tunjukkan bahwa di bukanlah yg terbaik buat hamba.” Seakan hati ini digempur godam pas ngebaca sms itu. SMS dari seorang temen deket yang pernah sedemikiaan suka, pernah menggantung harapan padaku. Ya Rabb,  sedimikian salahkah hambamu ini sehingga tega melukai makhluk indah ciptaanmu.

Semua berawal dari sms yang aku kirim ke dia pas tengah hari. Sebuah SMS penegasan kalo aku tak akan bisa mencintainya dengan baik, sebuah sms yang membuat segalanya jadi jelas. Sejelas suasana pas siang hari. Sms yang membuat hubunganku dengan Dia tidak akan bisa berlanjut lagi. Ya penyebab utama aku ngga bisa mencintainya hanya sebuah prinsip. Aku ngga bisa mencintai seseorang yang seumuran denganku.

Perasaan yang nggak enak ini aku tuangkan dalam tulisan ini. Dengan iringan lagu-lagu mellow rectoverso seakan membuat malem ini menjadi semakin aneh. Seakan aku adalah seorang yang kurang bersyukur dengan semua. Sudah jelas ada seseorang yang mencintaiku, mengharapkanku, menggantungkan hidupnya ke aku. Tapi aku putuskan harapan itu. Kalo udah begini kayake ngga ada lagi tempat mengadu kecuali ke Dia, kekasih sesungguhnya. Alloh, Rabbil alamin. Sumber segala rasa cinta, sayang, arrahman, Arrahim.

Jember, 16 September 2012

LDR..??

LDR, atau long distance relationship. Itulah kata keren untuk nyebutin hubunganku saat ini dengan seseorang. Awalnya aku juga bingung dengan hubungan yang agak absurd ini. SMS an, chatingan hanya itu yang aku lakukan saat ini. Praktis kami ngga pernah sama sekali bertemu didunia nyata. Hahaha. Orang lain memang menganggap ini konyol namun ya selama 3 tahun kami bisa ngejalanin ini semua. Lho memang kamu pacaran ya.? Sama sekali ngga. Ya kami cuma berteman biasa, pas seneng dia sms ke aku dan sebaliknya pula pas aku seneng aku akan curhat ke dia. Memang aneh. Aku juga agak lupa sebenere sejak kapan kami menjalani hubungan ini. Yang aku inget awal mula dia deket ke aku pas dia suka ke temen karib aku. Jadi dia sering curhat tentang temenku ke aku,, hehe mbulet memang. Tapi emang kenyataannya begitu. Ya emang kalo gini pepatah lama agak bener. Seseorang merasa nyaman apabila sudah terbiasa. Dan itu juga terjadi padaku. Aku udah terbiasa tidur jadinya ya merasa nyaman kali ya buat tidur.. hmm. Dan banyak temen-temen aku yang gendut merasa enjoy sebab udah biasa kali ya. Atau orang bilang udah PW (Posisi wuenakk).

Emang gak pernah kepingin ketemu gitu.? perasaan pingin pasti ada. Cuma belum kesampian. Mungkin tuhan telah menentukan caraku ya gini ini. Akrab dalam dunia maya. Terus apa ngga ngerasa bosan Cuma SMS an aja. Rasa bosan itu wajar lah. Sebagai seorang yang normal punya jantung, hati, 12 jari seperti manusia pada umumnya pasti aku punya rasa itu. Namun ya faktanya sampai sekarang hubungan aku sama dia tetep jalan. Dia bukan pacar sih, tunangan apa lagi. Hehe. Cuma temen curhat aja. Nggak kurang. Sama-sama ngejalanin hidup jomblo, sama-sama ngga pernah pacaran pas kuliah, sama-sama pernah berjuang bareng buat masuk ITB, saling menyemangati. Walaupun saat ini mimpi untuk kuliah ke ITB ngga pernah kesampian. Dia kuliah di ITS ambil Teknik Metalurgi, sedangkan aku kuliah di UJ ambil Agribisnis.

Pernah suatu ketika temenku sms gini. “Mam, kita gini terus koq rasa-rasanya GJ ya. Ngga bosen apa kamu cuma stabil gini”. Aku bingun namun jawab apa pas itu. Aku bilang gini. “Santai aja, tuhan telah nentuin yang terbaik buat kita, let it flow aja”. Jawaban yang ngga nyambung sebenernya. Hahaha. ya jujur aku emang bingung. Pernah suatu ketika dia nyindir aku juga. Mungkin pas galau kali ya. Nggak tahu awalnya gimana. Tiba-tiba aja dia bilang masalah nikah-nikah gitu. Tanya-tanya calon istri aku yang model gimana, trus nimpali. Kira-kira aku masuk ngga ya mam. Gimana ngga bingung lak gini.

Saat ini aku juga masih sms an sama dia. Semakin intens malahan. Tiap hari sms terus, kadang juga bikin aku bosen dan males pula. Pernah pas aku sedang pelatihan kewirausahaan di bukit Rembangan dia bingung. SMS aku belasan kali yang aku inget. Maklum disitu ngga ada sinyal. Ya pas aku nemu sinyal aku cek sms kaget bener. 16 sms dengan isi yang sama. Hahaha. Emang geje abis kalo udah gini. Tapi ini emang nyata lho. Aku nggak sedang bohong. Rugi kalo aku bohong soale pas nulis ini sedang bulan ramadhan dan sudah jam 3 an sore. Nggak mau lah pahala berkurang gara-gara bohong, tanggung men. Namun prinsipku selama ini aku ngga mau komitmen sama seseorang sebelum aku ketemu langsung dengan dia. Aku ngga mau nyesel dikemudian hari setelah ketemu dia nggak seperti yang aku harapkan, dan ini juga bagi dia. Aku juga ngga ingin dia nyesel akibat ngga terlalu paham dengan aku, dan kemudian dia sakit hati gitu. Ceilee.. koq jadi so sweet gini ya. Ya emang itu udah prinsipku lah. Jadi buat seseorang yang saat ini sedang jauh sabar ya.?? Belum waktunya kita menjalin komitmen. Tunggu waktunya. All will be nice on that time. **

Jember, September 2012